Powered By Blogger

Senin, 17 Desember 2012

Menggugat Sistem Pendidikan Sekolah

senin, 17 desember 2012

Menggugat Sistem Pendidikan Sekolah

Apa sebenarnya peran dan fungsi pendidikan bagi kita? apakah pendidikan sudah sesuai dengan yang semestinya? apakah pendidikan yang kita peroleh sudah optimal?, pertanyaan-pertanyaan itu dan ribuan pertanyaan lain terus berputar dalam otakku tanpa tahu kemana akan bermuara. Berbicara tentang pendidikan sungguh merupakan hal yang semestinya menjadikan kita sebagai mahluk yang bermatabat dan memiliki nilai lebih bagi kita selaku manusia karena dunia pendidikan hanya dapat dilakukan oleh mahluk berjenis manusia, tetapi apakah saat ini yang kita rasakan sebagai manusia yang telah menikmati beberapa level pendidikan apakah ada manfaat yang berarti bagi kita sendiri maupun semua mahluk disekitar kita?. Lantas apa yang bisa kita perbuat dengan ilmu kita setelah kita memperoleh pengetahuan dari lembaga pendidikan tempat kita bernaung beberapa saat.
Tujuan pendidikan adalah sebagai sarana untuk memanusiakan manusia dalam artian pendidikan dapat memberikan kesadaran bagi kita bahwa kita adalah manusia yang hidup sebagai mahluk sosial yang tidak akan pernah lepas dari interaksi dengan sesama dalam berbagai hal. Tetapi sangat disayangkan karena begitu banyak hal yang masih belum sesuai dengan yang semestinya, misalkan pada kondisi yang paling sering kita jumpai seakan-akan pendidikan adalah sebuah komoditas jasa yang membutuhkan banyak pengorbanan baik biaya dan tenaga jika kita ingin menikmatinya. Hal ini sungguh ironis sekali jika masih terus berlaku pada semua level bahkan level terendah sekalipun, sebagai komoditas yang semestinya menjadi kebutuhan primer yang wajib dipenuhi oleh semua manusia lantaran karena kondisi ekonomi yang serba kekurangan sehingga pendidikan tidak lagi menjadi kebutuhan primer tetapi sudah bergeser menjadi kebutuhan sekunder bahkan bisa menjadi kebutuhan tersier.

Melihat kondisi yang seperti itu lama kelamaan pendidikan hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang serba ada terus mereka yang hidup pas-pasan bahkan kekurangan tidak akan pernah dapat menikmatinya karena tidak ada biaya yang bisa digunakan untuk membayar sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan akhirnya akan ada peraturan yang menegaskan bahwa "orang miskin dilarang sekolah", jika hal ini terus terjadi lantas dimana keadilan dan peran pendidikan yang dapat memanusiakan manusia. Itu sekelumit tentang penentuan siapa yang berhak menikmati pendidikan dan yang tidak dapat menikmati dunia pendidikan akan tersingkir dengan sendirinya menuju dunia lain yang lebih mengasikkan dan sedikit menghibur kesedihan mereka yang dianggap sebagai kaum tersisih dan terabaikan.
Setelah kita sudah menjadi salah satu pemenang perebutan kesempatan menikmati dunia pendidikan maka selanjutnya kita akan dicetak dengan sistem yang setiap tahun berubah tanpa ada standar pasti apa tujuan yang akan dicapai dan setelah berakhirnya periode pendidikan maka akan berganti lagi kesistem yang lain tanpa ada evaluasi sudah sampai seberapa besar keberhasilan yang telah dicapai oleh sistem tersebut. Hal ini yang membuat sistem pendidikan menjadi semakin kacau balau dan meresahkan bukan hanya pengajar yang membutuhkan kerja keras untuk menyesuaikan dengan sistem yang terus berubah tetapi para siswa juga lebih bingung lagi dengan cara penyerapan materi yang terus berubah-ubah. Belum lagi masalah adanya pembedaan antara sekolah umum, sekolah kejuruan serta sekolah agama, mengapa harus ada pembedaan yang memisahkan pola pendidikan kita, mengapa tidak disatukan menjadi sebuah sistem yang kompleks dengan memasukkan semua materi dan metode penyampaian materi yang paling efektif sehingga akan memudahkan dalam kontrol dan evaluasi keberhasilan pendidikan kita.
Apakah sistem pendidikan kita sengaja dibentuk untuk menjadikan siswa sebagai salah satu komoditas yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja yang membutuhkan tenaga muda dan murah dengan sistem kontrak yang dapat merugikan pihak tenaga kerja, karena saat ini dunia pendidikan sudah melenceng dari tujuan awalnya menjadikan pendidikan hanya sebagai alat atau batu loncatan untuk mencari pekerjaan. Jika fungsi pendidikan hanya sebatas sebagai media mencari kerja buat apa kita sekolah bertahun-tahun dengan biaya yang begitu besar, kenapa kita tidak memilih sebuah lembaga yang konsen pada pembinaan dan pemberian latihan kerja dengan materi-materi yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja saja yang bisa efektif dalam biaya dan waktu serta kualitas tenaga kerja, toh nyatanya meskipun kita sekolah bertahun-tahun ilmu yang kita pelajari dibangku sekolah hanya berapa persen saja yang berguna dan pasti yang banyak berguna adalah materi yang diberikan saat training pertama setelah diterima seleksi perekrutan tenaga kerja.
Sekian dulu celotehan kritis dan tolol kali ini, masih banyak yang perlu kita bahas mengenai sistem pendidikan kita yang akan bersambung pada lain kesempatan. Semoga celotehan ini dapat sedikit mengusik kita dari zona nyaman agar dapat tergerak untuk sadar tentang kondisi kita dan berceloteh bersama dengan kritis dan tolol. Jangan biarkan pemikiran kritis kita tertutup debu dan jangan takut disebut tolol karena sesungguhnya orang kritis dan tolol sangat tipis bedanya, mereka yang kritis menanggapi sesuatu berdasarkan pengetahuan dan memiliki dasar pemikiran sedangkan mereka yang tolol hanya bisa berceloteh tetapi belum sempat mencari dasar pemikirannya.
sumber : http://bukankpk.blogspot.com/2012/10/menggugat-sistem-pendidikan-sekolah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar